*Hai, Kak. Ini surat cintaku yang ke 876. Surat cinta yang begitu sombongnya, tidak pernah menurut ketika kusuruh pergi ke tanganmu agar kau baca. Atau mungkin surat cinta ini sebenarnya pemalu seperti puannya.
Hai, Kak. Apa kamu tahu? aku selalu berharap kamu melihatku. Kamu memang melihatku tapi tidak hatimu. Seperti halnya jantungku, jantungmu juga seorang pengkhianat, ia milikmu tapi berdetak untuk orang lain. Seseorang yang membuatmu menahan nafas ketika ia tersenyum.
Hai, Kak. Aku selalu berharap dalam doa setiap jam terakhir di sekolah, agar kakakku mengajakmu bermain ke rumah. Bodoh ya. Alay ya. Ababil ya. Tapi, kamu yang membuatku menahan nafas setiap kali kau tersenyum. Aku begitu bahagia bahkan dengan melihat sepatu sekolahmu terparkir di dekat pintu.
Hai, Kak. Sejak awal aku merasa ini tidak akan pernah berhasil. Sejuta kali aku mencoba, milyaran alasan untuk mundur membacok harapanku. Pakai pisau dapur, kak. bukan pakai gunting kuku. Tapi, mungkin trilyunan bibit-bibit parasit cinta yang disemai cupid, selalu membuatku bertahan mengagumimu bahkan dari jauh.
Hai, Kak Adit. Aku, Tata, Jika kau baca surat ini. Ketahuilah aku sudah tidak perduli apa-apa lagi. Aku sudah siap mati menanggung malu. Aku hanya ingin.. Kau tahu perasaanku. Aku menunggu di atap sekolah. Tolong katakan, apapun perasaanmu padaku. Tapi, tolong katakan ‘iya, aku juga’.
“Sudah sore dan dia belum datang juga. Huuufth. Harusnya aku tidak seceroboh itu. Aku bisa malu setengah mati jika kakak itu nanti bermain ke rumah…”
*brak!* Suara pintu didobrak dari belakang.
“Ta! Jangan, Ta!”
“Kak Adit! Kenapa?”
“Jangan bunuh diri, Ta!”
“Hah? Siapa yang mau bunuh diri?”
“Loh, kata kakakmu, kamu ninggalin surat di lokernya dia dan isinya wasiat kamu sebelum bunuh diri”
“Ta! Jangan, Ta!” Suara Kak Rey, tapi dari bawah.
Aku melihatnya. Dia cengengesan di bawah. Kenapa surat cintaku ada di tangan kakak? Sebentar.. Jangan-jangan..
“Kak Adit..”
“Ya?”
“Nomer lokernya berapa?”
“70, kenapa Ta? Yang penting kamu ke sini dulu, jangan dekat-dekat pagar”
“70! Kenapa gak 69? 70 kan lokernya kak Rey!”
“Oh kemarin kita tukeran”.
Aaaaaaaku apernah jadi Tata pas kelas 5 SD, tp ga berani kirim surat hahahahahaha
SukaSuka
kalau sekarang sih beraninya cuma ngirim surat kaleng… cemen!!! whahahaha #DicekekDian
SukaSuka
Aku lho kirim surat kalengnya bilang-bilaaang :p Jadi si penerima tahu kalu itu surat kaleng dariku *hihihihi*
SukaSuka
yang satunya… yang gak jadi dikirim…. 😛
SukaSuka
hehehhhee untung saja yang satunya gak jadi dikirim. Aku mau nulis surat terbuka saja ah, kapan-kapan :p Kalau skenario berjalan sesuai rencana, karena kali ini aku cm punya planning A, tidak ada planning B, C dan seterusnya. Dan kalau plan A ga jalan, ya sudah berarti surat terbukanya batal tayang hahhahhaa
SukaSuka
wish u all the best sista… *peyuk*
Dan habis ini kita pasti diusir Rey karena malah nggosip di blog-nya dia… 😀
SukaSuka
sudah? sudah puas ngegosipnyaaaa????
SukaSuka
Tata – Adit – Rey….. 😀
SukaSuka
hihihihi
lucuk….!!! ^^
SukaSuka